Bahagia dan sedih di bulan Ramadan

Tuesday, April 19, 2022


Sedih itu pasti, bahagia itu pilihan. Setuju ga sama kata-kata tersebut?

Kalau aku pikir-pikir, betul juga sih.. kesedihan itu adalah emosi yg lebih banyak dirasakan manusia karena sebab yang sama. Sedangkan emosi bahagia tuh enggak, lebih banyak pilihannya.

Maksudnya gini.. ditinggal keluarga tersayang, terkena musibah, anak sakit.. otomatis semua orang akan sedih. Tapi kalau jalan-jalan, makan di KFC, atau selonjoran di rumah, belum tentu semua orang akan merasakan bahagia. Mungkin hanya segelintir orang aja yg bahagia karena bisa makan di KFC. Sementara segelintir orang lainnya akan ngerasa bahagia kalo makan di restoran Jepang. Ya mungkin karena standar bahagianya manusia itu berbeda-beda kali ya.

Paham kan?

Terus kira-kira kenapa ya bisa begitu? Apakah karena tingkatan syukur kita yang berbeda? Hihi. Ya bagaimanapun kan memang rasa syukur itu dekat dengan kebahagiaan.. jadi boleh dong mikir begitu.. no hard feelings ya.

Ngomong-ngomong soal rasa bahagia dan sedih.. aku merasa di bulan Ramadan ini 2 jenis emosi itu selalu hadir beriringan. Saling menyusul dan melengkapi satu sama lain..

Misalnya, saat awal Ramadan nih. Aku ngerasa seneng banget bisa ngerasain Ramadan lagi, lalu kemudian sedikit sedih memikirkan bagaimana jika ini adalah Ramadan terakhir?

Lalu saat siang hari menikmati rasa lapar dan haus, aku bahagia memikirkan begitu banyak pahala yg Allah janjikan untuk hamba-Nya yang berpuasa. Tapi kemudian juga merasa sedih memikirkan, berapa banyak orang yg merasakan kelaparan dan kehausan setiap harinya, padahal sedang tidak berpuasa.  Dan kita ga pernah tau penderitaan mereka, karena lapar dan haus terkadang tidak terlihat dengan mata..

Kemudian saat berbuka puasa, aku merasa bahagia melihat makanan dan jajanan yang ada di meja. Bisa berkumpul dengan anak dan suami yang antusias, dan rasa kenyang setelah berbuka. Lalu memikirkan, keadaan anak-anak yatim dan piatu atau kaum duafa yang berbuka seadanya, sendirian atau jauh dari keluarga tersayang... Huhu, jadi ngerasa sediih banget.

Dua emosi tadi, bahagia dan sedih ini berasa banget setiap harinya di bulan Ramadan.. seakan-akan memang Allah berencana membersihkan hati kita dengan keduanya. Membiarkan kita merasakannya silih berganti, melatih kita berempati.. bersimpati..

Seakan-akan Allah ingin kita lebih memahami, bahwa dua emosi tadi tidak akan selamanya ada. Kita ga akan bahagia terus-terusan, pun sebaliknya, tidak akan sedih seumur hidup. Mereka akan saling melengkapi untuk membuat hidup kita nih lebih ada "bobotnya", lebih ada "maknanya".

Yang terpenting jangan lupa bersyukur, entah saat bahagia maupun sedih. Karena bagaimanapun dua emosi ini memang diciptakan oleh Allah sebagai fitrah manusia. Keduanya adalah tanda bahwa hati kita belum mati, keduanya juga bisa jadi tanda hati kita sehat ataupun sakit.



No comments:

Post a Comment