Exercise urticaria

Monday, June 27, 2011

Pernah dengar nama penyakit/sindrom seperti judul diatas?
Belum?
Oh, okay. Aku juga baru saja dengar kok. (: Tepatnya mungkin, baru saja mencari tahu.

Jadi begini ceritanya. Aku ini kan seorang pedestrian. Pejalan kaki yang baik dan benar, tidak pernah meninggalkan polusi udara selama proses perpindahanku. :p. Tapi adakalanya, seorang pedestrian berjalan agak tergesa-gesa karena waktu yang tidak memungkinkan untuknya berlambat-lambat saat jalan. Contohnya saat telat masuk kuliah. haha. Kadang-kadang pun, aku juga mesti lari-lari kecil.

Nah, masalah timbul saat aku mulai merasa ada yang tidak beres dengan kaki-ku saat jalan cepat dan lari. Kakiku mulai menghangat dan GATAL. Benar-benar gatal. Gatal yang kalau digaruk akan membuatnya tambah gatal walaupun ini tidak berlangsung lama.
Sekali..Dua kali..Berkali-kali..

Aku ingat-ingat, waktu SMA aku juga pernah begini. Saat ujian lari, pasti aku kegatelan. Aneh, yang lain mengeluh panas dan haus aku malah garuk-garuk.
Rasa gatal itu biasanya menyerang sekitar paha. Dulunya aku pikir, itu gara-gara alergi detergen yang masih nempel dicelana loh. Jadi ya aku biarkan saja.

Sampai sore ini, saat aku baru saja mengalami gatal-gatal yang sama setelah berjalan dari kos sampai kampus. Setengah perjalanan dan mulai deh..kakiku mulai menghangat dan gataaaaal. Dan setelahnya aku pun mulai garuk-garuk. D:

Nah, sekarang mumpung sedang online aku pun niat cari the cause penyakit ini. Mulai pakai keyword dalam bahasa Indonesia sampai bahasa inggris, aku ketik di google. Dan ternyata gampang sekali menemukannya. :D Ternyata banyak orang yang menderita seperti saya. haha

Dari beberapa forum Indonesia yang membahas masalah gatal saat berjalan maupun berlari, aku dapat penjelasan bahwa hal-hal tersebut bisa dikarenakan alergi terhadap detergen yang masih tertinggal dipakaian. Wow, teori pertamaku benar ternyata :D.
Tapi ternyata masih ada jawaban-jawaban lainnya yang lebih spesifik dan masuk akal.

Jadi, menurut web ini, gatal ketika berjalan, lari ataupun olahraga bisa disebabkan karena lack of fitness or exercise. Karena kurang  olahraga itulah, jadi peredaran darah tidak lancar dan bisa menyebabkan gatal.
Nah, selain itu gatal-gatal tersebut bisa juga terjadi karena indikasi reaksi alergi atau kondisi kesehatan yang cukup serius tergantung gejalanya.

Sedangkan, pada penjelasan web yang satu ini rasa gatal saat berjalan (legs get itchy when walk) biasanya terjadi karena cholinergic uritacaria. Cholinergic uritacaria adalah istilah untuk keadaan dimana suhu tubuh dapat menyebabkan reaksi gatal, hangat, dan seperti terkena sengatan pada kulit.
Tapi, untuk keterangan lebih lanjutnya bisa kamu baca sendiri di kedua web diatas atau wikipedia.

Dari post ini, jelas menunjukkan kegunaan google dalam kehidupan sehari-hari ya? haha.
Begitulah, sekarang tidak perlu lagi panik ataupun bingung ketika menghadapi masalah kesehatan. Sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter ada baiknya untuk mencari terlebih dahulu informasi terkait dengan membaca artikel-artikel. Bukan untuk menyingkirkan fungsi dokter ya, tapi lebih kepada membantu dokter dan diri sendiri untuk mengenali keadaan tubuh.
Semua itu nantinya akan mempermudah bagi kita menjelaskan lebih rinci kondisi tubuh saat diperiksa dan meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.

Well, at least..Semoga postku kali ini cukup berguna untuk orang-orang yang memiliki masalah yang sama denganku ya.

Sincerely, Fauzia.

Let's be Be-Pu

Thursday, June 23, 2011

Agak lucu kalo memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Eh, lebih tepatnya mungkin suudzon.. :p

Tapi-Tapi-Tapi aku ga bermaksud begitu. Well, yah ini kaya sekedar kesimpulan yang aku buat setelah melihat beberapa kelakuan orang-orang disekitar kita.
Tetep aja jatuhnya suudzon yah?
HAHAHAHA.

Ini berawal dari waktu-waktu dikelasku. Ketika aku menyadari, kalo setiap aku masuk kelas yang tidak ada teman-teman akrabku (gara-gara aku selalu ngisi KRS-nya ketinggalan, jadi jarang bareng mereka), pasti deh bangku sampingku kosong. Tidak selalu sih, tapi ya sering lah.
Mereka seakan-akan tidak melihat ada bangku disampingku. Walaupun melihat, kayanya dalam persepsi mereka dibangku itu ada muatan 10 buah kardus tivi. Jadi mereka tidak bisa mendaratkan bagian belakang tubuh mereka disitu. :p

Lucuuuuuuu.
Kalau sudah begitu, mulai deh otak dongengku bekerja.
Jangan-jangan...mereka sudah tau kalau aku ini sejenis vampir berwajah pucat yang akan menghisap darah saat mereka lemah. Atau mereka malah salah sangka menganggap aku zombie pemakan otak manusia sehingga mereka takut kehilangan hapalan vocabulary yang telah mereka baca dari kamus oxford for advanced learner..

HAHAHAHA. Konyol!
Pengen deh, bilang ke mereka satu persatu kalau aku ini bukan vampir atau zombie, atau yang sedang nge-trend itu..Gumiho! Bukan-bukan! Aku bukan sejenis makhluk menakjubkan seperti itu. Aku ini cewek biasa-biasa saja. Agak sedikiiit kekurangan pigmen sih, dan kurang darah juga.
Tapi yah, aku ini tetap cewek biasa yang luar biasa pendiam jika bertemu dengan orang-orang baru. Pemalu jika dekat dengan orang-orang yang aku kenal, namun tidak begitu akrab (jadi bicaranya pun sedikit-sedikit). Dan orang yang "gila" saat berada ditengah-tengah teman dekat, sahabat, dan keluarga

Jadi tenang saja, aku tidak akan melukai siapapun dengan keberadaanku, duduk sini dekatku teman-teman. Tapi tenang juga ya, kalau tiba-tiba tanduk unicorn-ku keluar saat aku sedang bersemangat. UPS!

Your "be-pu"
Fauzia.


Pemulihan #1

Thursday, June 16, 2011

ketika kamu ga bisa mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan sekarang,
tutup saja matamu, lalu
berpura-puralah kamu tidak mengingatnya...

Belajar Dari Buku

Monday, June 6, 2011

Masalah selalu ada dimana-mana, kapan saja, entah bagaimana pula bentuknya. Beraneka ragam. Kebetulan malam minggu kemarin, aku pun dihampiri masalah. Masalah yang sebenarnya tidak terlalu penting tapi cukup mengganggu.
Karena masalah itu, malam minggu terakhirku di Jakarta jadi menyebalkan. Aku marah-marah sendiri, sampai mbak-ku dan ibuku betanya.
Yasudah aku cerita.

Hal yang paling menyenangkan saat cerita ke orangtua dan kakak kandung adalah, mereka paham dengan sendirinya, mengerti bagaimana "rasanya" itu karena mereka pernah berada dalam posisiku sebelumnya dan juga yah, tahu kan.. hubungan darah itu memang luar biasa.
Selesai cerita, keduanya bilang kalau masalah-masalah seperti biarkan saja. Itu bukan masalah penting, dan sabar adalah yang paling utama. Kemudian kakakku menyarankan agar aku membaca buku saja.
Ternyata dia baru saja membeli sebuah buku. Judulnya Saga No Gabai Baachan-Nenek Hebat dari Saga. Pengarangnya Yosichi Shimada.



Karena melihatku masih uring-uringan, mbak-ku bilang untuk melihat halaman akhirnya. Katanya dihalaman tersebut ada beberapa kata-kata yang cukup bagus.

Dan aku menemukan ini:
"Saat kita dibenci itu berarti kita menonjol di antara yang lain".

Saga No Gabai Baachan sebenarnya bercerita tentang kehidupan seorang anak dari keluarga miskin Jepang paska pengeboman di Hiroshima. Ini merupakan cerita nyata dari kehidupan pengarang. Karena ibunya sibuk mencari uang setelah ayahnya meninggal, anak itu harus dititipkan pada neneknya di Saga. Mulai saat itulah kehidupannya yang miskin berubah menjadi lebih miskin.

Buku ini mengharukan sekali, tapi juga lucu dan kadang membuat perasaan jadi aneh-karena penuh ironi yang membuat kita bingung harus sedih apa ketawa ya.

“Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.”

Setelah membaca buku itu aku jadi berpikir, buat apa aku uring-uringan karena masalah sepele ya.. Bukankah, masalah itu entah sepele atau tidak tetap akan hadir. Saat kita makan, tiba-tiba sendok jatuh kebawah meja itu pun masalah bukan? Ketika jalan, kemudian sedikit tersandung batu itu juga masalah.

Masalah atau tidak masalahnya suatu masalah sebenarnya tergantung pada diri kita. Sama seperti ungkapan kebahagiaan diatas itu. Kebahagiaan dan masalah ataupun kesusahan  sebenarnya adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita. Bukan oleh siapa atau dengan apa. Tapi kita-lah alatnya bukan? Jadi ingat juga, dengan perumpamaan yang aku baca disalah satu buku, maaf aku lupa judul bukunya.

"Umpamakan masalah itu sebagai segenggam garam. Segenggam garam bila ditaburkan kedalam segelas air tawar akan membuat air tersebut terasa sangat asin cenderung pait. Tapi bagaimana jika garam tersebut dimasukkan kedalam danau yang luas dan tawar airnya? Akankah berpengaruh? Jawabannya tentu tidak. Jadi begitulah, masalah akan sangat menjengkelkan jika hati kita hanya sebesar gelas tapi tidak akan membawa pengaruh apa-apa jika kita mempunyai hati yang seluas danau."

Jadi, buat apa jengkel dengan masalah. Lapangkan saja hatimu hingga seluas danau dan selalu berdoa agar istiqamah. :)

Sincerely, Fauzya.