Berkunjung ke PMI

Saturday, March 3, 2018

bismillah

Sore ini kami mengunjungi kantor PMI kabupaten untuk mengantar suami saya donor darah. Pergi ke PMI sudah menjadi agenda tiga bulanan kami sejak Yasmine mulai bisa berjalan sendiri. Kenapa tiga bulan sekali? karena itu memang batas waktu yang dianjurkan untuk kembali mendonorkan darah, karena butuh waktu 8 minggu atau sekitar 56 hari bagi tubuh untuk meregenerasi darah.

Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang kegiatan kami di kantor PMI ya ^^

Jadi, bagi pendonor darah aktif dan sudah memiliki kartu donor seperti suami saya, maka PMI akan mengirimkan sms reminder info donor setiap tiga bulan sekali terhitung dari hari terakhir donor.

info donor
Dan tadi sore, tiba-tiba saat melewati kantor PMI, suami langsung teringat jadwal donornya. Saya pun jadi kepikiran untuk mencobanya, karena sama sekali belum pernah donor darah. Alasannya? hehe, nanti saya jelaskan.

Kemudian, masuklah kami ke kantor PMI. Sudah bisa ditebak, siapakah diantara kami yang paling heboh dan senang? iya, benar. Yasmine. Bocah ini selalu senang tiap diajak masuk ke kantor yang ber-Ac. hehe.
Untuk mendonor darah, kita harus mendaftar dulu di lobi. Suami yang sudah memiliki kartu donor hanya perlu menunjukkan kartunya, sementara saya harus mengisi biodata diri seperti yang tertulis di KTP. Jadi, syarat pertama untuk mendaftar sebagai pendonor darah adalah mempunyai dan membawa KTP.
Masih dalam proses pendaftaran, petugas pun menanyakan tentang golongan darah. Tapi karena saya ragu-ragu menjawabnya, si mbak perawat pun langsung mengajak kami masuk ke ruang pemeriksaan.

Karena suami sudah sangat sering dan selalu lolos pemeriksaan darah, dia pun terlihat santai. Sementara saya yang selalu "gagal maning" tiap screening darah, agak was-was juga sih.
Di ruang pemeriksaan kami pun disuruh untuk menimbang berat badan, setelah itu di cek tensi darah, dan kemudian tes kadar Hemoglobin dalam darah. Dan untuk saya, diberi tambahan; cek golongan darah. Kemudian ada juga beberapa pertanyaan yang harus kami jawab; "apakah kami minum obat selama tiga hari terakhir?" dan untuk saya "kapan terakhir anda mengalami menstruasi?" ternyata untuk bisa mendonorkan darah, tubuh kita harus benar-benar sehat dan sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan. Batas waktu terakhir minum obat adalah seminggu sebelum memutuskan untuk donor darah.

Suami pun lolos semua tesnya, berat badan oke, tensi darah normal, dan hasil tes kadar Hb nya pun bagus. Tidak heran sih, sebagai guru olahraga pola hidupnya jelas lebih bagus dari istrinya ini.
Kemudian giliran saya, berat badan okelah (jangan disebutin :p), tensi darah agak rendah hanya 100, tapi setelah di tes ternyata kadar Hemoglobin saya hanya 11,4. Alhasil saya ditolak lagi deh, sama PMI untuk kesekian kalinya. Mungkin ini yang dinamakan sakit tapi tidak berdarah.

Mbak petugas hanya tertawa saja melihat saya kecewa, dia pun menjelaskan bahwa kadar Hb minimal untuk bisa melakukan donor darah adalah 12,5. Itulah kenapa saya tidak boleh mendonor; anemia. Anemia yang membuat saya bolak-balik ditolak PMI dimanapun, sejak masa kuliah dulu. Namanya cantik sih, tapi jahat. huhu.

Setelah diperiksa, kami semua beranjak menuju ruang pengambilan darah. Ruangan ini memiliki empat kursi otomatis yang bisa digerakkan dengan remote, empat meja stainless, dan berbagai macam peralatan donor darah. ini adalah ruangan favoritenya Yasmine, karena dia bisa bermain-main dengan kursi otomatis. Seharusnya, bagi saya dan Yasmine yang tidak ikut mendonor sudah disediakan ruang tunggu. Tapi karena kantor PMI selalu sepi, petugas memperbolehkan kami masuk. Sementara Yasmine bermain-main dengan kursi otomatis, memencet tombol naik turun dan bolak-balik melihat ayahnya, saya hanya duduk tenang meratapi nasib. Eh, tapi di kantor ini disediakan wifi loh, tapi saat dicoba ternyata tidak bisa tersambung dengan ponsel milik saya.

Gagal donor karena kadar Hb rendah ternyata mengganggu pikiran, jadi teringat mbak petugas sebelumnya berkata agar menunggu satu minggu untuk kembali screening. dan selama satu minggu itu harus banyak makan sayur dan protein. Duh, jadi khawatir kan, jangan-jangan selama ini saya makan banyak tapi tidak cukup gizinya. Tampaknya memang ada yang salah dengan pola makan saya, harus cepat-cepat diperbaiki nih agar kelak tidak menimbulkan masalah kesehatan. 

Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya proses memindahkan darah kedalam kantung pun selesai. Pak suami terlihat enjoy duduk leyeh-leyeh sambil mainan ponselnya. Kemudian petugaspun membereskan alat-alat donor dan menyerahkan tanda mata dari PMI berupa snack ringan dan kalender baru. Yasmine yang diberi bingkisannya pun senang sekali, karena didalamnya ada choco chips kesukaan dia dan minuman kacang hijau serta mie instan cup.

Disamping ruangan pengambilan darah, sudah disediakan ruangan istirahat bagi pendonor. disana ada termos berisi teh panas, dispenser, dua toples berisi gula dan kopi, tempat sendok dan juga gelas. Semua itu gratis untuk pendonor. Pak Suami meminta saya untuk diambilkan teh panas, kemudian setelahnya kami pun pulang dengan bahagia. 

Donor darah, sesuatu yang kecil tapi punya makna dan manfaat yang besar. Suami saya pernah berkata kira-kira seperti ini; "aku belum punya banyak uang untuk diberikan ke orang lain, jadi donor darah adalah salah satu jalan untuk bisa berbagi."
Alhamdulillah, suami saya bukan perokok dan bertubuh sehat. itulah kenapa dia selalu lolos tes donor, bahkan saat PMI sangat membutuhkan, dia pernah diambil dua kantong darah sekaligus. -_-"

Kebutuhan darah itu lumayan tinggi loh, tapi sayangnya tidak berbanding lurus dengan stok darah di PMI. Idealnya, ketersediaan darah itu 2,5% dari jumlah penduduk suatu daerah, tapi ternyata Indonesia masih sedikit sekali pendonornya. Padahal disini banyak kasus kematian Ibu hamil adalah karena pendarahan. Oleh karena itu, yuk kita donor darah, atau kalau tidak bisa karena masalah kesehatan seperti saya, kenalkan anak-anak kita dengan kegiatan donor darah. Kenalkan sedari dini, agar mereka tahu ada banyak cara agar bisa bermanfaat untuk orang lain, walaupun terbatas materi. ^^

#RumbelLiterasiMedia
#IbuProfesionalSemarang


No comments:

Post a Comment