Digital Citizenship untuk anak

Tuesday, March 8, 2022


Beberapa hari lalu, aku mendapatkan notifikasi via email dari Youtube, ternyata ada yang membalas komentar yang aku buat di salah satu video anak-anak. Kaget juga sih, kayanya aku tidak pernah mengomentari video apapun, bahkan nonton video di youtube pun jarang.

Ternyata, komentar itu dibuat di sebuah video tentang koleksi squishy. Oiya,  anakku ini memang sudah sekolah dan bisa baca tulis.

Waktu aku baca notifikasinya, ternyata komentar yang dibuat oleh anakku adalah sebuah pertanyaan untuk si youtuber. Kata-katanya sederhana khas anak-anak, dan cukup sopan menurutku, tapi tidak ada kata permintaan  tolongnya. Dipikir-pikir mungkin memang sudah saatnya aku memberitahu dia tentang digital citizenship.

Apa itu digital citizenship?

Singkatnya digital citizenship menurut artikel dari prodigygame.com ini adalah bagaimana cara kita menggunakan internet dengan bertanggung jawab. Sebagaimana seharusnya warga negara yang baik, kita harus patuh pada aturan, dan mampu bekerjasama dengan baik dengan warga lainnya. Nah begitu pula saat kita sedang berselancar di internet dan menggunakan media sosial.

Untuk anak-anak bisa kita beritahu bahwa internet adalah sebuah "negara" dan saat kita memakainya berarti kita adalah bagian darinya. Itulah kenapa mereka harus mengikuti aturan yang berlaku dan berhati-hati, karena disana mereka akan bertemu warga negara lainnya baik yg sudah dikenal maupun belum.

Kenapa harus belajar digital citizenship?

Tidak bisa dipungkiri, anak-anak kita adalah digital native. Semenjak bayi sudah terpapar teknologi, menggunakan gadget dan terhubung dengan internet adalah kebiasaan sehari-hari. Maka, memutus kontak dengan dunia digital bukan lagi sebuah solusi. Digital citizenship adalah materi yang sudah seharusnya dipelajari.

Mungkin anak-anak akan bertanya kenapa mereka harus belajar tentang materi ini,  nah orang tua bisa meyakinkan anak-anak bahwa berinteraksi di internet atau sosial media hakikatnya sama dengan berinteraksi dengan manusia secara langsung. Mereka tetap harus menjaga kesopanan, berhati-hati dengan orang asing, dan mengatur waktu saat bermain.

Adab yang utama

Dimana pun kita berpijak, disitulah langit dijunjung. Generasi anak-anak kita mungkin sudah tidak pernah mendengar peribahasa ini, maka sederhanakan dengan kalimat-kalimat yang mudah dipahami.

Untuk kasus anakku, aku beritahu dia bahwa kata tolong tetap harus diperhatikan saat kita meminta pertolongan bahkan walau hanya berupa tulisan dalam kolom komentar. Jangan meninggalkan jejak yang buruk dimanapun. Jika ingin menambahkan materi keimanan, ingatkan mereka juga bahwa Allah Maha Melihat , Mendengar dan Tahu, bahkan saat kita tersembunyi dalam akun anonim sekalipun.

Gunakan waktu dengan seimbang

Jangankan anak-anak, yang dewasa pun terkadang kesulitan mengatur waktu saat asyik berinternet. Oleh karena itu, ada baiknya orang tua memberi contoh dan mengatur waktunya terlebih dahulu sebelum memberi tahu anak.

Terkadang aku memberikan syarat seperti membaca buku sebelum menonton video untuk anakku, terkadang juga aku memberi batas waktu seperti; hanya menonton 1 video saja saat siang hari.

Untuk sementara, kami baru mempelajari materi ini saja dulu. Selebihnya akan dipelajari seiring berjalannya waktu insyaallah. Materi digital citizenship ini juga cukup banyak, bisa dilihat pada gambar di atas.

Yang terpenting, jangan terburu buru untuk menghukum anak saat dia memberikan komentar pada salah satu konten, lihat dulu apa yang anak kita tulis. Kolom komentar bisa menjadi sumber ilmu jika dipakai dengan baik loh.

No comments:

Post a Comment