Doa biar ga berlebihan

Tuesday, January 7, 2020


Allah SWT berfirman:

وَمَا كَا نَ قَوْلَهُمْ اِلَّاۤ اَنْ قَا لُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِ سْرَا فَنَا فِيْۤ اَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ اَقْدَا مَنَا وَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

"Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah doa, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 147)

Dalam doa ini, kita bisa menemukan kata إسْرَافْ yang dalam terjemahannya berarti berlebihan. Kalau dalam ceramahnya, ustadz NAK bilang "went too far".

Di dalam video, ustadz memberikan gambaran tentang konsep israf ini.

Bayangkan jika kita diledek orang lain, maka kita pasti akan marah ya kan. Dan marah ini adalah emosi yang wajar.
Tapi.. kalau kemudian kita hidup dalam kemarahan yang tiada akhirnya. Menjalankan sisa hidup dengan rasa marah karena hal tersebut. Ini mulai ga normal. It went too far. Berlebihan.

Ketika kita hidup dalam kemarahan, pandangan kita tentang hidup akan berubah. Kita mudah terganggu oleh hal-hal kecil, dan ini akan menyulitkan dan melukai orang-orang disekitar kita.
Emang ga capek apa liat orang yg mukanya cemberut terus.. :'D

Tidak hanya pada kemarahan, israf juga bisa berbentuk emosi lainnya seperti bercanda yg berlebihan sampai membuat orang lain tersinggung.

Contoh lainnya, adalah saat kita mencoba untuk sabar dan diam saat melihat orang lain berbuat kerusakan, tapi ternyata kesabaran dan diamnya kita justru membuat kerusakan itu bertambah besar.
Kalau kata ustadz NAK, sabar itu bukan berarti diam tanpa melakukan apa-apa. Kita tetap harus mengatakan kebenaran, juga tanpa harus berteriak dan memaki.
We need to say it is what it is. Menyampaikan dan saling menasihati dalam kebenaran, seperti dalam surat Al 'Asr.

Sabar dalam diam membiarkan kerusakan meluas itu berlebihan. Kesabaran kita disini bisa disebut 'israf'.

'israf' juga bisa hadir saat orang jatuh cinta. Saat seorang ibu terlalu mencintai anaknya, sampai-sampai kepikiran terus hingga lupa beribadah, menjaga dirinya sendiri, dan melayani suaminya, ini juga masuk dalam kategori "went too far".

Itulah kenapa, ustadz mengharuskan kita untuk ber-muhasabah, memikirkan apakah kita sudah berlebihan? Atau apakah justru kita belum cukup melakukannya?
Pertanyaan untukds diriendiri, agar kita tidak terjatuh pada tindakan yg berlebihan.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِ سْرَا فَنَا فِيْۤ اَمْرِنَا
"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami"

Dalam doa ini, pertama kita beristighfar. Memohon ampun sekaligus meminta perlindungan kepada Allah.
Pada dasarnya, berlebihan akan membuat kita subjektif dan tidak stabil. Banyak banget kan masalah yang akan timbul kalau kita tidak seimbang. Kita ga bisa lagi merasakan harmoni antara jiwa dan tubuh.

Nah, dengan beristighfar, kita diibaratkan seperti minta diseimbangkan lagi oleh Allah, dan ini berhubungan dengan kalimat selanjutnya:

وَ ثَبِّتْ اَقْدَا مَنَا
"..dan tetapkanlah pendirian kami.."

Minta diseimbangkan biar kita bisa berdiri tegak.
Lalu, cuma orang yg sudah tetap pendirian saja yang akan mampu melawan serangan-serangan dari luar..

وَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
"..dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

So, biar ga lebay yuk baca doanya.. ^^

Source: Emotional Excess by Nouman Ali Khan | Free Quran Education YouTube channel

No comments:

Post a Comment